Asal Mula Bendera Negara-negara Timur Tengah yang Mirip
Dosen di departemen Studi Islam dan Timur Tengah di Universitas Ibrani Yerusalem, Prof Elie Podeh, menjelaskan bahwa bendera seringkali menunjukkan kesamaan regional, seperti salib Skandinavia dan bendera Afrika yang beraneka warna.
Untuk negara-negara Arab, ia mengatakan ada kesamaan dan terkait dengan simbol tertentu.
"Ada kesamaan tertentu di antara banyak negara Arab. Ini menandakan adanya simbolisme tertentu, ada keterkaitan, persamaan, ada kesamaan antar masyarakat di daerah sekarang. Bukan hanya bahasa Arab," kata Prof Podeh dalam The National, dikutip Selasa (23/7/2024).
Diketahui bahwa negara-negara Timur Tengah memiliki latar belakang terkait Pan-Arabisme. Mengutip Britannica, Pan-Arabisme adalah gagasan nasionalis tentang kesatuan budaya dan politik di antara negara-negara Arab (kawasan Timur Tengah).
Asal usulnya terletak pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika peningkatan literasi menyebabkan kebangkitan budaya dan sastra (dikenal sebagai Nahda atau al-nahḍah al-adabiyyah) di kalangan orang Arab di Timur Tengah.
Bendera Pan-Arab ini memiliki empat warna yakni hijau, merah, putih, dan hitam. Ini yang kemudian muncul pada warna negara-negara Timur Tengah masa kini.
Meski Sejarah Berlalu, Mengapa Tetap Memakai Warna yang Mirip?
Dalam sejarahnya, tak semua negara-negara Timur Tengah menggunakan bendera yang sama. Beberapa negara juga mengalami perubahan bendera.
Sebagai contoh, Suriah pada 1930-an memakai bendera dengan warna hijau, putih, hitam. Kemudian pada 1960-an mengganti dengan warna merah, putih, hitam.
Ini juga terjadi pada negara Irak. Dulu bendera negara Irak berwarna hitam, putih, hijau dengan strip vertikal. Namun sekarang, Irak memiliki bendera berwarna merah, putih, hitam dengan strip horizontal.
"Juga, sangat penting untuk diketahui, menurut saya, bahwa setidaknya di masa lalu, sering terjadi perubahan pada bendera," ucap Prof Podeh.
"Sekarang, jika Anda melihat Irak dan Suriah, UEA tidak berubah. Bahkan Mesir, negara terbesar, selalu memiliki identitas yang sangat kuat, [tetapi] mereka telah mengganti benderanya," tambahnya.
Dosen senior bidang Islam dan Studi Timur Tengah di Universitas Edinburgh, Inggris, Dr Anthony Gorman, mengatakan bahwa identitas warna yang sama, tetap digunakan karena mungkin dipandang sebagai simbol atau keutamaan tertentu.
"Warna mewujudkan keutamaan tertentu, atau apa yang dipandang sebagai keutamaan, entah itu darah perjuangan kolonial, hijaunya tanah, hitam juga bisa menjadi simbol perlawanan," ungkapnya.
"Bendera seringkali melambangkan identitas nasional. Bendera menawarkan kegunaan untuk menandakan sebuah ideologi," tuturnya.
Kini, dari 22 anggota negara Liga Arab, 10 menggunakan warna hijau, putih, hitam, dan merah. Sementara 12 negara lainnya, sebagian besar mengandalkan salah satu dari empat warna,
Biasanya warna utamanya adalah merah atau hijau. Sementara sembilan negara menggunakan simbol-simbol Islam, seperti bintang, bulan sabit atau pedang, pada benderanya.
Klaim pengembalian dana jika pesanan Anda tidak terkirim, hilang, atau tiba dengan masalah produk
"Ini menunjukkan bahwa simbolisme sering kali terbuka terhadap perubahan, tergantung pada narasi pemimpin saat itu. Setiap kali terjadi pergantian pemerintahan atau perubahan kebijakan, mungkin juga terjadi perubahan simbolisme. Hal ini menandai karakteristik unik dalam dunia Arab secara umum," ungkap Podeh.
Dari 22 anggota Liga Arab, sepuluh di antaranya mengadopsi kombinasi warna hijau, putih, hitam, dan merah dalam bendera mereka. Sebut saja Kuwait, Palestina, Uni Emirat Arab, Suriah, Irak, Yordania, Libya, Sudan, Oman, dan Lebanon.
Di antara 12 negara lainnya, mayoritas cenderung menggunakan salah satu dari empat warna tersebut, terutama merah atau hijau. Sementara, sembilan negara memilih menyertakan simbol-simbol Islam pada bendera mereka, seperti bintang, bulan sabit, atau pedang.
Warna-warna ini dipercaya "mewujudkan keutamaan tertentu, atau apa yang dianggap sebagai keutamaan, termasuk darah perjuangan kolonial, hijau yang melambangkan tanah, dan hitam yang bisa menjadi simbol perlawanan," kata Dr. Anthony Gorman, seorang dosen senior di bidang Islam dan Studi Timur Tengah di Universitas Edinburgh, Inggris.
"Secara pribadi, saya tidak memiliki bendera favorit, tetapi yang menarik bagi saya adalah perubahan dalam desain bendera seiring berjalannya waktu, sejalan dengan perubahan rezim atau orientasi politik. Perubahan ini terlihat di negara-negara seperti Mesir, Suriah, dan Lebanon."
"Bendera sering kali menjadi cermin identitas nasional dan memiliki peran penting dalam menandakan suatu ideologi," tambah Gorman.
Bendera di negara-negara Arab umumnya memiliki pola dan warna yang tak jauh berbeda.
Sebut saja Uni Emirat Arab (UEA), Sudan, Yordania, Palestina, dan Kuwait yang memiliki pola hingga susunan warna yang sangat mirip.
Negara-negara ini menggunakan warna hijau, merah, putih, dan hitam sebagai warna simbolik. Di sisi kiri bendera, juga sama-sama terdapat bangun datar seperti segitiga atau trapesium.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa bendera negara-negara Arab mirip?
Dilansir dari The National News, salah satu alasan warna hijau, merah, putih, dan hitam digunakan sebagai warna bendera negara-negara Arab yaitu karena keempat warna ini mewakili periode sejarah Arab yang berbeda-beda.
Warna hitam adalah warna yang digunakan ketika zaman kekhalifahan Rashidun dan Abbasiyah. Warna putih digunakan ketika era Umayyah.
Kemudian hijau ketika zaman Fatimiah dan penerus Rashidun Nabi Muhammad, serta merah ketika era dinasti Hashemite.
Menurut teori lain, yang tercantum dalam syair abad ke-14 oleh Safi al-Din al-Hilli, putih melambangkan tindakan, hitam melambangkan pertempuran, hijau melambangkan ladang, dan merah melambangkan pedang bagi orang-orang Arab.
Keempat warna ini dipercaya digabungkan pertama kali pada 1916 ketika pemberontakan Arab terhadap Kekaisaran Ottoman.
"Ada kesamaan tertentu di antara banyak negara Arab," kata Prof Podeh kepada The National.
"Ini menunjukkan simbolisme tertentu, bahwa ada hubungan, kesamaan, antara orang-orang di kawasan itu. Bukan hanya bahasa Arab," lanjut dia.
Podeh menuturkan warna tradisional Arab bukan cuma sekadar warna biasa, tetapi warna yang melambangkan Islam. Warna-warna ini mencerminkan era Nabi Muhammad hingga Kekaisaran Ottoman yang Islami.
Dari 22 negara anggota Liga Arab, 10 negara di antaranya menggunakan warna hijau, putih, hitam, dan merah sebagai warna bendera mereka. Dua belas negara lainnya mengambil salah satu warna, yang tetap berasal dari empat warna tadi, biasanya merah atau hijau.
Sembilan negara Arab juga menggunakan simbol-simbol Islam, seperti bintang, bulan sabit, atau pedang.
"Itu menunjukkan kebajikan tertentu, atau apa yang dilihat sebagai kebajikan, entah itu darah perjuangan kolonial, hijau tanah, atau hitam yang juga bisa menjadi simbol perlawanan," kata dosen senior Studi Islam dan Timur Tengah di Universitas Edinburgh Inggris, Anthony Gorman, kepada The National.
Negara-negara di kawasan Timur Tengah memiliki warna bendera yang mirip yakni identik dengan merah, hijau, hitam, dan putih. Apa alasannya ya?
Jika dilihat dari warnanya, bendera negara Palestina, Yordania, Kuwait, Sudan, dan Uni Emirates Arab adalah sama yakni merah, hitam, putih, dan hijau. Kemudian negara-negara lain seperti Irak, Suriah, Yaman, juga mesir adalah sama yakni merah, putih, dan hitam.
Selain warna, bentuknya juga kebanyakan sangat mirip dengan ciri strip tiga warna horizontal. Lantas apakah negara-negara di Timur Tengah ini memiliki latar belakang sejarah bendera yang sama?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT